Ilmu Alam

Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science; atau ilmu pengetahuan alam) adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun.[1]

Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. "Real Science is both product and process, inseparably Joint" (Agus. S. 2003: 11)

Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.

Ilmu alam mempelajari aspek-aspek fisik & nonmanusia tentang Bumi dan alam sekitarnya. Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan, yang keduanya dibedakan dari ilmu sosial, humaniora, teologi, dan seni.

Matematika tidak dianggap sebagai ilmu alam, akan tetapi digunakan sebagai penyedia alat/perangkat dan kerangka kerja yang digunakan dalam ilmu-ilmu alam. Istilah ilmu alam juga digunakan untuk mengenali "ilmu" sebagai disiplin yang mengikuti metode ilmiah, berbeda dengan filsafat alam. Di sekolah, ilmu alam dipelajari secara umum di mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam(biasa disingkat IPA).

Tingkat kepastian ilmu alam relatif tinggi mengingat obyeknya yang kongkrit, karena hal ini ilmu alam lazim juga disebut ilmu pasti[2].

Di samping penggunaan secara tradisional di atas, saat ini istilah "ilmu alam" kadang digunakan mendekati arti yang lebih cocok dalam pengertian sehari-hari. Dari sudut ini, "ilmu alam" dapat menjadi arti alternatif bagi biologi, terlibat dalam proses-proses biologis, dan dibedakan dari ilmu fisik (terkait dengan hukum-hukum fisika dan kimia yang mendasari alam semesta).

Wednesday, June 27, 2012

Pelajaran Sains Bukan Sekedar Hapalan

Para pengajar murid sekolah dasar dihimbau agar memasukkan unsur kreativitas dalam pelajaran sains untuk mendorong kecintaan anak-anak pada mata pelajaran ini.

"Sebagian besar pelajaran sains di SD masih berdasarkan hapalan semata sehingga pelajaran ini tidak populer," kata Sumaryanti, kepala sekolah SD Al-Izhar Pondok Labu, di acara seminar Praktek Pengembangan Kreativitas Anak dalam Dunia Sains dalam rangka Kalbe Junior Scientific Award 2012 di Jakarta.

Sumaryanti mengatakan, siswa sebaiknya diberi keleluasaan menyampaikan ide-ide orisinal di bidang sains, meskipun idenya sederhana  namun akan membuat mereka terpacu untuk melakukan inovasi.
    
"Siswa kami pernah mengajukan dua batu yang serupa untuk pekerjaan rumah sains, kalau dilihat memang tidak ada yang istimewa, namun dengan pendekatan ilmiah dapat menjadi karya sains," ujar dia.
    
PT Kalbe Farma tahun ini kembali menggelar Kalbe Junior Scientific Award (KJSA) 2012 untuk kedua kalinya bagi para siswa SD yang memiliki karya ilmu pengetahuan yang  orisinal dan kreatif.
    
"Idenya sederhana saja, sebagai contoh salah satu pemenang KJSA 2011 meneliti perilaku semut yang mampu kembali ke sarang yang sebenarnya setiap anak bisa melakukan itu, tetapi mereka jeli membuat karya yang belum diteliti siswa lain," kata Andreas Setiawan, ketua pelaksana KJSA 2012.
    
Andreas mengatakan, siswa dapat menggunakan instrumen sederhana tetapi yang paling penting karya tersebut orisinal dan dapat dikompetisikan.

Sementara itu Wakil Ketua Kalbe Award, Arwin Hutasoit mengatakan, tingginya animo sekolah yang mengikuti KJSA 2012 menunjukkan telah terjadi perubahan kurikulum pelajaran sains.
    
"Kini banyak sekolah yang telah mengubah metoda belajar tidak semata-mata mengandalkan buku tetapi juga memasukan unsur kreatifitas dan inovasi sehingga memberikan motivasi. Bagi siswanya untuk mencari ide-ide baru," ujar dia.
    
KJSA tahun 2011 diikuti 197 peserta dan tahun ini diharapkan peserta meningkat mencapai 1200 peserta. "Kami akan menetapkan 18 finalis untuk mempresentasikan karya mereka di Jakarta. Tim juri akan menseleksi lagi menjadi sembilan pemenang selain berhadiah uang juga mendapat kesempatan berkunjung ke Service Science Singapore pada 10 September 2012," ujar Arwin.
    
Dewan juri KJSA 2012 diantaranya adalah Yohanes Surya dari Yohanes Surya Institute, Handoko dan Puspita Lisdiyati dari LIPI, Karnadi, Dekan Universitas Negeri Jakarta, dan psikolog Mayke S Tedjasaputra yang juga pengajar Universitas Indonesia.

Syarat peserta dapat dilihat pada situs www.kalbescienceaward.com. Bidang yang dilombakan adalah matematika, IPA, dan teknologi terapan sederhana. Pendaftaran dimulai sejak 18 April 2012 dan berakhir 25 Juni 2012.